Rabu, 26 September 2012

Cerita Naruto Season 2

 





 NARUTO SEASON 2

Bersamamu adalah saat yang paling menyenangkan dalam hidupku..

Bersamamu...cinta pertamaku

" Lihat...Lihat...aku baru saja mencoba resep baru?" Seru Sakura dari dapur rumahnya. Hari ini adalah hari libur musim panas. Kedua orang tua Sakura sedang ada diluar kota (sok sibuk), Jadi Sasuke menemani Sakura dirumahnya. Biasa main kerumah tetangga.

Mendengar suara nyaring khas Sakura dari dapur, Sasuke langsung menghampirinya. Dilihatnya Sakura sedang memasukan seloyang kue ke dalam oven.

" Kau buat apa?" Tanyanya datar.

" Cake Pelangi!" Seru Sakura dengan semangatnya yang seperti biasa.

" Kenapa warnanya aneh begitu?" Tanya Sasuke polos tapi sadis, ketika melihat corak warna kue Sakura yang warna-warni.

" Dasar Bodoh...!" Sakura memukul kepala Sasuke dengan serbet yang ada ditangannya. " Namanya saja cake pelangi! Pastinya warnanya warna-warni Sasuke-kun!" Teriak Sakura sambil berkacak pinggang.

" Oh...beracun tidak?" Kata-kata Sasuke berbuah manis yaitu tatapan horor dari Sakura.

" Maaf aku hanya bercanda...!" Sasuke merajuk, menghilangkan aura menakutkan dari Sakura.

Candle light dinner yang romantis dihari Kasih Sayang?

Saat yang menyenangkan tidak ya...?

Valentine. Dengan siapa kalian akan merayakannya? Pasti dengan orang yang kalian cintai dan kau sayangi kan?

Hal ini sama seperti Sakura. Tanggal 14 Februari tahun itu mungkin akan menjadi Valentine paling indah dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Dengan alasan untuk merayakan Valentine dengan sahabat tersayang, Sasuke mengundang Sakura makan malam alias candle light dinner disebuah restoran Eropa. 'Wah...pasti akan tercipta saat-saat romantis nanti, atau jangan-jangan Sasuke-kun akan menyatakan perasaan yang terpendam selama ini padaku!' setidaknya itulah suara hati Sakura.

Sakura mulai mempersiapkan dirinya. Mulai dari perawatan tubuh di salon yang mahal sampai persiapan mental dari ibunya rela ia lakukan demi pujaan hatinya itu. Tinggal berpakaian, semua persiapan akan selesai.

Lima belas menit sesuai dengan perjanjiannya dengan Sasuke, Sakura telah siap. Hari ini terlihat cerah walaupun malam hari, tidak ada hujan salju apalagi badai. Sepertinya alam pun sudah merestui Sakura dan Sasuke untuk pergi makan malam.

Tok...tok...

Suara ketukan pintu yang dari setadi dutunggu Sakura pun terdengar juga. Dibukanya pintu itu. Dan muncullah sesosok pria yang kali ini...dengan tuxedo hitam yang dipakai rapi. Sakura langsung terperangah ketika melihat sosok itu. Sasuke tampan sekali.

Rasanya Sakura langsung mau mimisan ketika melihat Sasuke. Memang dia itu cowok bening.

" Are you ready?" tanyanya dengan senyuman mengarah ke Sakura. Sakura hanya menganguk kecil dan membalas uluran tangan Sasuke. Memasuki mobil sedan hitam milik Sasuke dan pergi menuju tempat yang telah dijanjikan sebelumnya

Disebuah restoran Eropa...

Sasuke's POV.

Tuhan, hari ini ia terlihat sungguh cantik. Aku tak ingin melepaskannya. Tuhan tolong bantu aku.

" Sasuke-kun kau baik-baik saja kan?" Pertanyaan Sakura langsung menyadarkanku dari semua lamunanku. Atau lebih tepat dibilang dari doaku.

" Aku baik-baik saja, aku hanya sedikit terkejut." Setidaknya itulah yang keluar dari bibirku. Kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan hal itu. Itu kan urusan nanti. Yang lebih penting sekarang adalah aku harus membuat Sakura bahagia.

" Tekejut?" Sakura nampak bingung. Tuhan...makhlukmu ini benar-benar indah! Ingin aku memilikinya.

" Ya...terkejut karena sahabat kecilku yang beberapa tahun lalu, memakai pita merah di kepalanya dan malu-malu ketika menjabat tanganku. Kini telah menjelma menjadi seorang perempuan berusia 17 tahun yang sungguh menawan!" Pujian pertamaku telah berhasil memunculkan semburat merah di pipinya yang ranum itu. Ingin rasanya aku mencium pipinya itu.

" Ka...kau masih ingat tentang hal itu Sasuke-kun?" Tanyanya gugup.

" Tentu saja masih ingat! Bagaimana aku bisa lupa. Kau tahu Sakura, hari ini kau cantik sekali!" Kucapkan kembali pujian yang sebenarnya merupakan pujian basi yang selalu di pakai semua laki-laki kepada perempuan yang mereka sukai.

" Bukannya aku memang selalu terlihat cantik.?" Kali ini wajahnya terlihat bosan. Tapi aku tahu ekspresi itu ia gunakan untuk menutupi merah dipipinya. Dasar perempuan...pandai menutupi keadaan.

" Biasanya kecantikkanmu itu tertutupi oleh sikapmu yang terlihat cuek. Tapi kali ini sepertinya kau tidak seperti itu. Atau jangan-jangan kau sudah mendapatkan latihan khusus untuk menghilangkan sikapmu yang cuek dari ibumu yang feminim itu?" Semoga tebakanku benar...

" Enak saja, kenapa kau bisa berfikir seperti itu?" Sepertinya memang tebakan ku benar, kalau kalian bisa melihat tingkahnya ketika memalingkan wajahnya yang sudah semerah tomat itu.

Tuhan, kalau bisa aku ingin Kau menghentikan waktu. Karena aku tidak ingin saat-saat ini cepat berakhir...

End Sasuke's POV

Kau selalu saja pandai menggodaku Sasuke-kun...

Aku tak ingin semua ini cepat berakhir...

Di depan kediaman Haruno...

" Terima kasih atas semuanya Sasuke-kun, aku sangat senang!" Sakura tersenyum. Ia sangat bahagia dengan semua yan telah diberikan Sasuke malam ini.

" Sama-sama...syukurlah kau menyukainya. Aku juga ikut senang!" Senyum Sasuke malam itu aneh..setidaknya itulah anggapan Sakura. Kilatan jahil yang biasanya telihat tidak muncul. Dan berganti menjadi sedih. Ya..mata onyxnya redup.

" Kau baik-baik saja kan?" Tanya Sakura khawatir sambil memegang lengan Sasuke.

" Maaf Sakura tapi aku harus mengatakan ini..."

Kata-kata yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya...

Entah kenapa keluar dari bibirmu...

Aku tak mau mendengarnya!

" Inggris? " seiring dengan keluar nya kata itu, keluarlah juga air mata dari kedua mata emerald Sakura.

"Aku harus tinggal dan menetap disana. Aku mendapatkan beasiswa untuk meneruskan sekolah perguruan tinggi disana. Maafkan aku Sakura..." Sasuke berkata lirih. Entah kenapa muncul rasa penyesalan dalam dirinya ketika mengatakan hal ini.

" Kenapa begitu mendadak Sasuke-kun?" Tanya Sakura, ia sudah tidak dapat membendung lagi tangisannya. Bayangkan saja jika harus berpisah dengan sahabat sekaligus cinta pertama kalian. Pasti sakit rasanya.

" Maafkan aku Sakura, tapi besok aku harus segera pergi. Sebenarnya aku sudah mendapat kabar ini sejak sebulan yang lalu. Tapi aku bingung bagaimana cara menyampaikannya padamu. Maka dari itu aku merencanakan semua ini. Acara makan malam yang mungkin menjadi saat-saat terakhir dari kebersamaan kita..." Sasuke merasa dirinya adalah laki-laki terbodoh sedunia karena ia tidak jujur pada Sakura.

" Lalu kalau kau pergi siapa yang akan...me...nemani ku, mendengarkanku...?" Sakura berkata sambil terisak. Sasuke segera menarik tubuh Sakura kedalam rengkuhannya, mencoba menenangkan Sakura. Ia sendiri berusaha untuk tetap kuat, bagaimana pun juga kuliah di luar negeri adalah cita-citanya sejak dulu, dan Sakura tahu akan hal itu. Ia harus memilih antara kesempatan yang mungkin hanya akan datang sekali seumur hidupnya atau Sakura, sahabat sekaligus cinta pertamanya. Dan ia telah memilih...

" Ini adalah pilihanku Sakura, kumohon mengertilah..." Sasuke melepaskan pelukanya dan berusaha membuat Sakura tidak terlalu hanyut dalam kesedihan.

Tapi bukannya senyuman yang terlihat di wajah Sakura, tapi justru kemarahan. Ya..kemarahan yang tak pernah Sasuke harapkan.

" Kau pembohong! Kau telah berjanji untuk selalu ada disisiku kan, Sasuke-kun?" Sakura berkata lirih, namun sukses mengenai hati Sasuke. " Aku benci padamu" Tiga kata yang sungguh tidak pernah diharapkan Sasuke, kali ini benar-benar keluar dari bibir Sakura, diikuti dengan suara pintu rumah yang ditutup dengan kasarnya.

Saat itu aku merasa kau adalah orang yang paling jahat di muka bumi ini...

Kenapa...?

Kenapa kau meninggalkanku?

Sakura's POV

" Saku...Sakura..." panggil ibuku sambil mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru bangun tidur, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang memasuki kamarku lewat jendela yang ternyata kemarin lupa kututup, untung saja tidak ada pencuri yang masuk.

Mataku sembab akibat menangis semalaman. Luka di hatiku akibat kata-kata dari Sasuke-kun sepertinya belum sembuh. Aku benar-benar membencinya sekarang, aku benci pada pembohong.

" Saku, didepan ada Sasuke-kun! Ia ingin mengucapkan salam perpisahannya padamu...ayo keluarlah" Bujuk ibuku.

" Tidak bu! Saku tidak mau menemuinya!" Jawabku. Tak terasa air mata telah mengalir dari kedua mata emeraldku. Kenapa aku tidak bisa membencinya?

" Ayolah Sakura..ini semua bukan salah Sasuke-kun!" Sepertinya ibu sudah tahu tentang kejadian kemarin.

" Tidak bu! Aku tidak akan menemuinya!" Tolak ku lagi dan kali ini sedikit berteriak sehingga isakanku sedikit terdengar.

" Terserah kau sajalah! Tapi jangan menyesal!" Ibuku akhirnya sudah berhenti membujukku, dan meninggalkan kamarku untuk menemui Sasuke-kun.

Aku terduduk diatas tempat tidurku. Menekuk kedua kakiku, dan menenggelamkan kepalaku di kedua lututku. Menangis sejadi-jadinya.

End Sakura's POV

Disaat itulah terdengar suara seperti sesuatu yang dilempar kearah jendela kamar Sakura

Sakura segera menaikan kepalanya dan menghapus air matanya dan menemukan sebuah surat berwarna biru langit tergeletak dilantai kamarnya. Sakura berjalan ke arah jendela, mencoba mencari siapa yang telah melempar surat itu. Tapi hasilnya nihil...tidak ada siapa-siapa disana.

Diambilnya surat itu dan ia benar-benar terperangah. Di sudut sebelah kanan surat itu terdapat lambang Uchiha.

Untuk : Saku-chan, Bungaku

Terima kasih karena telah bersedia membaca surat dari seorang pembohong sepertiku, Sakura...

Maafkan atas segala kesalahanku, ketidak jujuranku, dan segala kekuranganku sehingga kau membenciku...

Tapi ini adalah keputusan ku, aku memilih keputusan ini karena aku ingin karir ku cemerlang sesuai dengan cita-citaku...

Kau tahu kan itu kan Sakura?

Aku memilih untuk sekolah di Inggris bukan semata-mata tanpa pemikiran yang telah siap dengan segala resiko yang akan kuterima.

Dan inilah resiko yang harus kuhadapi..yaitu dibenci olehmu...

Dibenci oleh orang yang kusayangi...

Semua kata-katamu memang benar Sakura... Aku ini seorang pembohong!

Tapi satu hal yang harus kau ketahui Sakura...

Aku memang seorang pembohong...Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri..

Perasaan yang selama ini kupendam...

Yang menjadi alasan mengapa aku tidak pernah menjalani hubungan spesial dengan seorang perempuan.

Karena aku mencintaimu..

Aku tahu ini seharusnya tidak terjadi. Karena akan menodai persahabatan kita...

Tapi seperti yang kubilang tadi...aku tidak bisa membohongi diriku sendiri..

Maka dari itu aku memilih untuk diam dan memendam perasaan ini...

Dan aku ikhlas jika harus dibenci olehmu...

Aku tidak akan balas membencimu Sakura...

Karena sedalam apapun kau melukaiku...

Aku tak akan pernah bisa membencimu...

Maafkan aku Sakura, aku ingin sekali menemuimu...

Tapi aku sadar, kau takkan mau menemui pembohong sepertiku

Maka dari itu aku menulis surat ini...

Terima kasih atas kebaikan yang telah kau berikan pada sahabatmu ini, Sakura...

Semoga kau bahagia...

Selamat tinggal...Bungaku...

Sahabatmu

Uchiha Sasuke

Digenggamnya erat surat itu. Ditempelkannya surat itu didanya. Ia benar-benar mengutuk atas dirinya sendiri yang telah melukai hati Sasuke. Kenapa menjadi seperti ini?

Cintanya bukanlah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Mereka sama-sama saling mencintai...


" Kau belum terlambat Sakura!" Ucapnya dan segera berganti pakaian. Menemui cinta pertamanya...
http://img402.imageshack.us/img402/1663/commentsfb.png
Buat Facebook Comment, klik disini

0 komentar:

Posting Komentar

NARUTO LOVERS Blog © 2008 Template by:
SkinCorner